Musyawarah Nasional Pendidikan Ursulin Indonesia 2022

Munas ini diikuti oleh  196 peserta yang terdiri dari Dewan Pembina, Pengurus Yayasan,  Kepala Sekolah, dan Guru utusan dari Sekolah Ursulin di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste berpartisipasi dalam Ursuline Education Coference,  di Santa Ursula School, Jalan Pos No. 2, Jakarta Pusat,  dilaksanakan pada tanggal 26-29 Oktober 2022.

Munas  bertajuk "Paradigma Baru Pendidikan Ursulin di Masa Depan" ini menghadirkan narasumber dari Pakar Teknologi Pembelajaran, Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., MA., M.Phil., M,Si dan Komisi Pendidikan Munas Uskup  Indonesia  Fr.  TB Gandhi Hartono, SJ.

Acara diawali dengan Misa Pembukaan yang dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta (Vikjen KAJ), Fr.  Samuel Pangestu.  Dalam homilinya, Romo Samuel mengajak para peserta untuk melakukan 4 hal, pertama yaitu kearifan karena kita  harus  terbuka kepada  Roh Kudus yang dapat menginspirasi kita.

Kedua, refleksi, keinginan kita untuk mencari kehendak Allah dengan berani mengajarkan peserta didik untuk melawan arus, terutama hal-hal negatif. Ketiga, melakukan transformasi, setiap peristiwa harus berubah karena hari esok harus lebih baik dari hari ini. Keempat, eksekusi, yaitu dengan mengajarkan siswa untuk berpikir secara kreatif. Mengajarkan mereka bukan untuk mapan tetapi lincah dalam melihat peluang.

 Usai Misa, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua  Pusat Yayasan Pendidikan Ursulin,  Sr. Ferdinanda Ngao, OSU. Dalam sambutannya, Sr. Ferdin mengajak para peserta untuk mengubah kehidupan di segala bidang termasuk pendidikan. "Tema Munas kali ini merangsang dan menantang kita untuk mengadakan pembaharuan pola pikir, hati dan perbuatan, sehingga nantinya kita bisa menjawab segala kebutuhan dan tantangan.  Kita diberikan gambaran tentang pendidikan Indonesia dan pendidikan Katolik masa depan," kata Sr. Ferdin.

Sementara itu, Sr. Monika Lita Hasanah, OSU, Provinsi Ursulin Indonesia, meminta para peserta untuk merangkul perspektif kreatif. Bersama-sama, kita harus mencari inovasi yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan. "Kita semua didorong untuk mempertimbangkan masalah yang akan kita hadapi sebagai pemimpin di berbagai kampus dan kelompok kita. Jika ada kesulitan, jangan putus asa dan gunakan kreativitas Anda untuk mencari peluang dan solusi. Di kampus masing-masing dan antar kampus Ursulin agar saling mendukung "kata Sr. Lita. Selanjutnya Suster Ferdin dan Lita memukul gong untuk menandai dimulainya acara.

Para Suster Ketua Regio di Wilayah DKI Jakarta-Banten, Wilayah Jawa Barat, Wilayah Jawa Timur-Jawa Tengah, Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Pusat Yayasan Pendidikan Ursulin mempresentasikan  hasil ringkasan refleksi Pra-Munas .

Para peserta disegarkan dengan mendengarkan pemaparan dari narasumber Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit,  yang  membawakan  gagasan "The Future of Schools – Transform Or Gone" dan  Fr. Gandhi SJ yang mengusung tema  "Paradigma  Pendidikan Katolik  dalam Menyikapi Perubahan Zaman."

Selanjutnya, acara tersebut lebih banyak digunakan oleh Para  peserta untuk sharing dan diskusi dalam Focus Group Discussion (FGD).   Di   akhir pertemuan, masing-masing Kelompok dari TK  hingga  Perguruan Tinggi membuat komitmen terhadap kemajuan Pendidikan Ursulin di Indonesia.

Munas Pendidikan Ursulin diakhiri dengan Misa yang dipimpin  oleh Pater  Edu Dopo SJ, yang menekankan pentingnya semangat danterbentuknya kebiasaan baru setelah Munas . Beliau menempatkan konsep "Anggur Baru Pada Kantong Kulit  Baru” untuk menginspirasi peserta untuk membawa komitmen mereka ke sekolah mereka dan menciptakan paradigma baru bagi Sekolah Ursulin Indonesia dalam memberikan pendidikan Katolik kepada kaum muda.


Sr. Veronica Sri Andayani, OSU