Kekuatan Komuni Suci



“KEKUATAN KOMUNI SUCI”


Seorang ibu yang bernama Suci adalah orangtua yang single Parent. Ibu Suci mempunyai tiga orang anak. Anak pertama perempuan sudah bekerja di Surabaya, anak ke-2 masih duduk di SMK swasta dan anak yang ke-3 masih duduk di SMP kelas 9. Ibu Suci bekerja di sebuah pabrik sebagai karyawan biasa. Ibu Suci kesulitan setiap kali meminta ijin dari pabrik untuk menghadiri kepentingan anaknya di sekolah. Suatu pagi, ketika pulang dari gereja paroki untuk misa harian, Ibu Suci menghentikan langkah kaki saya yang saat itu berjalan sangat cepat karena perut terasa mules. Dengan terpaksa kuhentikan langkah kaki saya demi mendengarkan keluh kesahnya. Ibu Suci meminta kebijakan agar anaknya yang ke-3 dapat ikut Penilain Akhir Semester yang akan dilaksanakan pagi itu.  Dalam perjumpaan tersebut, Ibu Suci mensharingkan tentang kehidupannya yang sangat sulit. Sudah sekitar 12 tahun, dia ditinggalkan oleh suaminya yang tak tahu keberadaannya sampai sekarang. Sejak anaknya yang ke-3 berusia 5 tahun, Ibu Suci berjuang untuk membesarkan anak-anaknya. Gaji yang diterima dari pabrik terkadang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya sehingga untuk membayar uang sekolah anak-anaknya masih kurang bahkan uang bulanan terkadang tidak terbayarkan. Ibu Suci merasa sangat malu karena belum bisa membayar SPP anaknya setiap bulan. Ibu Suci juga bercerita bahwa dia ditawari oleh seseorang untuk dibantu Rp 500.000 setiap bulan asalkan mau dijadikan istri keduanya.Tawaran ini juga diceritakan kepada kedua anaknya yang duduk di SMK dan di SMP. Kedua anaknya hanya mengingatkan ibunya bahwa kalau ibu mau menerima tawaran itu maka akan kehilangan kesempatan untuk menerima komuni suci. Akhirnya tawaran ini tidak diterima karena dia tidak mau kehilangan untuk menerima komuni suci setiap hari.

Selesai mendengarkan sharing Ibu Suci, sakit perut saya yang awalnya terasa mules sudah hilang begitu saja tanpa saya sadari. Ibu Suci adalah pribadi yang pekerja keras bahkan perempuan yang super hero. Selama 12 tahun bekerja keras untuk menyekolahkan dan menghidupi ketiga anaknya. Bahkan setiap hari mengajak anak-anaknya untuk misa harian. Imannya akan Allah begitu nampak  dari kesetiaannya untuk ikut misa harian setiap hari di gereja paroki. 

Ia mendapatkan tawaran yang sangat menggiurkan. Kenapa menggiurkan? Karena bantuan itulah yang akan sangat membantu ibu Suci dalam membantu kesulitannya terutama dalam hal keuangan. Namun, karena kesetiaannya pada komuni suci, Ibu Suci tidak mau menerima tawaran tersebut.

Dari pengalaman ini, saya merenungkan bahwa saat ini begitu banyak orang dengan mudah menjual imannya akan Yesus demi kedudukan, jabatan, uang, dan cinta. Banyak orang rela meninggalkan imannya demi hal- hal yang ingin diraih. 

Ibu Suci memberikan sebuah contoh yang sangat konkret bagaimana dia bertahan akan prinsip dan imannya dan menolak tawaran yang diberikan kepadanya. Uang adalah tawaran menggiurkan yang diberikan kepada Ibu Suci namun Ibu Suci lebih memilih Yesus sebagai pegangannya. 



Penulis, 


Sr. Theresia Martini, OSU