JAWA TIMUR

Biara Ursulin "Santo Bernardus" - Madiun

Madiun di tahun 1900 – an hanya merupakan sebuah desa besar. Banyak anak yatim piatu yang membutuhkan pertolongan. Mereka dikumpulkan oleh Romo B. Schweitz, SJ. Makin lama makin banyak jumlah mereka sehingga Romo B. Schweitz kewalahan. Beliau minta bantuan Para Suster Ursulin di Kepanjen Surabaya.

Pada tanggal 17 Juli 1914 komunitas Ursulin Kepanjen mengutus keenam Suster ke Madiun yakni : Sr. Agnes Cohill, Sr. Edmunda Hafkenscheid, Sr. Suzanne Sanders, Sr. Josepha Wilberts, Sr. Paula Leefers dan Sr. Bernarda Steenbruggen.

Para Suster segera menangani panti Asuhan, Sr. Edmunda berusaha menyiapkan ruangan untuk membuka TKK, selain itu para Suster membantu mengurus Gereja.

Tahun 1922 mendirikan TKK untuk anak-anak Jawa dan tahun 1925 membentuk HIS (Hollands Inlandse School). Pada tanggal 6 Juli 1924 Yayasan Paroki untuk Panti Asuhan diserahkan kepada suster Ursulin. Pada tanggal 31 Juli 1924 mulai pembangunan gedung sekolah, batu pertama diletakkan oleh Mgr A.P.Van Velsen, SJ.

Pada tanggal 1 Juli 1925 dibuka dua sekolah rendah (Sekolah Dasar) yaitu E.L.S (Europee Lagere School)  untuk anak-anak Jawa dan H.I.S. (Hollands Inlandse School) untuk anak-anak Belanda.

Tanggal 18 Maret 1945 biara dan sekolah dipakai tentara jepang, para suster dan anak-anak panti mengungsi di barak-barak di daerah Josenan. 22 April 1942 para Suster Belanda ditangkap dan menjadi tawanan di kamp-kamp yang dijaga ketat tentara Jepang (nipon).Tahun 1946 Para Suster dan anak-anak Panti terpaksa pindah ke Komunitas Malang karena tidak mempunyai tempat lagi karena berturut-turut dikuasai oleh tentara Jepang, Sekutu selanjutnya tentara Pemuda  Indonesia.

Pada tanggal 31 Januari 1949 Sr. Gabriel Appel, Sr. Ignatio Sosrosentono dan Sr.Christine berangkat dari Surabaya-Kepanjen dengan konvoi yang terdiri dari 150 kendaraan tentara. Konvoi melewati daerah yang di bumihanguskan. Tanggal 7 Februari Sr.Gabriel mulai bekerja pada Sekolah Rakyat Umum dan Sr. Ignatio pada Sekolah Rakyat Katolik.

Tanggal 8 Juli 1950 hari istimewa penuh dengan kegembiraan, para suster diberitahu bahwa TNI segera akan keluar dari kompleks biara. Tgl 10 Juli mereka mulai pindah dan tanggal 15 Juli kapel di biara sudah diberkati dan dipakai lagi. 

Untuk menjawab kebutuhan guru di sekolah-sekolah, maka para suster mendirikan SGA. Tanggal 8 September gedung SGA diberkati Mgr. Verhoeks. Pembukaan dihadiri 5 (lima) Rm dari Madiun dan Surabaya, Walikota, residen dan para orangtua. Mgr. Verhoeks memberkati sekolah TK, sekolah rakyat, SGA, asrama setelah 8 tahun diduduki oleh tentara Jepang, Sekutu dan Indonesia

Banyak pertanyaan mengapa sekolah di Madiun bernaung dibawah Santo Bernardus? Nama ini diinspirasi oleh Surat Edaran Nomor 111 dari Sr. Marie D. St. Jean Martin, Pemimpin Umum Ursulin. Dalam surat tersebut beliau memberi nasihat supaya para Suster membuat salah satu pekerjaan baik dan meminta kepada St. Bernardus supaya ia memberi panggilan untuk Ordo kita dari antara murid kita. Sr. Judith dan Dewan propinsi saat itu memutuskan bahwa pekerjaan ‘baik’ yang akan dikerjakan ialah pembukaan SGA di Madiun. “Perbuatan baik” ini juga menjawab kebutuhan gereja dan masyarakat Madiun. Maka dalam Bulan Agustus 1950 SGA dibuka dibawah naungan St. Bernardus. Para Suster berharap dan berdoa agar SGA ini mampu menjalankan tugasnya yang mulia demi perkembangan Gereja dan Negara.

Perjuangan, kerja keras dan pengorbanan para suster pendahulu merupakan inspirasi untuk menindak lanjuti karya yang telah mereka rintis. Ursulin masih terus berjuang, bekerjasama dengan pihak manapun dengan keterbukaan untuk mengikuti perkembangan zaman, mencari terobosan – terobosan baru yang bisa menjadikan pelayanan “ tinggal landas “. Itulah sebabnya Ursulin masih tetap punya kontribusi untuk tingkat Karya Pendidikan di Madiun mulai dari Kelompok  bermain, TKK, SD, SMP, SPG, PGSLP dan bahkan Universita Widya Mandala Madiun.

Sejak 1972 Komunitas Madiun membantu memberi pelajaran agama di Ponorogo setiap Minggu. Romo Hama, SJ memberikan konfrensi pada suster. Namun, untuk sementara pelayanan terhenti karena kekurang cocokan waktu. Diwaktu mendatang pelayanan masih amat dimungkinkan. Tantangan persekolahan juga makin kompleks dengan adanya dampak positif dan negatif kemajuan tehnik. Paham masyarakat akan sekolah – sekolah tertentu, seperti negeri minded. Persaingan antara sekolah yang satu dengan yang lain. Ini semua merupakan realita yang menantang agar kita berusaha semaksimal mungkin meningkatkan SDM dalam bidangnya agar Ursulin dapat menjawab kebutuhan masyarakat melalui pendidikan formal maupun nonformal berlandaskan iman, cinta dibawah Panji SERVIAM dengan Ora at Labora menuju Soli Deo Gloria.


Biara Ursulin “Santo Bernardus” 
Jl. Jendral Ahmad Yani no. 7
Tromolpos 10 MADIUN 63121
Tel. 0351-452083 Fax. 0351-495460
TK 0351 474241 SD 0351- 467001
SMP 0351-492225 Fax. 0351-492225
Yay. 0351-491461 (telp)
Email: Sr Johanna Mugirah: johanamugirah@gmail.com