JAWA BARAT

Provinsialat dan Novisiat

Peristiwa penting dalam komunitas:

  • Lahirnya Komunitas Provinsialat ditandai oleh peletakan batu pertama pembangunan Kapel dan rumah Provinsialat yang dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 1932. Upacara ini dipimpin oleh Pastor Van Asseldonk, OSC, Pemimpin Misi Ordo Salib Suci. Dan pada hari itu juga, delapan orang suster mulai tinggal bersama anak-anak di Panti Asuhan “Providentia.”
  • Tanggal 9 Juni 1932, rombongan Novis datang dari Malang bersama Pemimpin mereka Ma Mare  Ildephonse, OSU. Pada saat itu, pemimpin novis di sebut “Ma Mere” artinya Ibuku. Mulai saat itu terdapat dua komunitas yang hidup dalam kebersamaan yang semakin akrab yaitu komunitas suster (8 orang) dan Komunitas Novisiat.
  • Tanggal 4 Januari 1933 dilakukan upacara Kleding (penerimaan busana biara) untuk lima orang Postulan, tiga diantaranya adalah orang Jawa yang pertama yaitu Sr. Inigo Prawirotaroeno, Sr. Ignatio Sosrosentono dan Sr. Xaveria Pontjowidagdo. Upacara ini dihadiri oleh keluarga mereka.
  • Tanggal 31 Mei 1933 dilakukan pemberkatan  rumah Provinsialat dan keesokan harinya, tgl 1 Juni pemberkatan Kapel Mater Boni Consili. Para suster mulai membiasakan diri tinggal di rumah baru mereka dengan suasana biara sebab sebelumnya mereka tinggal bersama anak-anak panti asuhan Providentia.
  • Tanggal 5 Januari 1935 menjadi tonggak baru dalam sejarah Ursulin  Indonesia karena pada hari ini tiga putri pertama Indonesia mengikrarkan Kaul  pertama mereka yaitu Sr. Inigo Prawirotaroeno, Sr. Ignatio Sosrosentono dan Sr. Xaveria Pontjowidagdo serta teman mereka Sr. Borgia Versnel.
  • Tanggal 8 Desember 1941 ada berita melalui telepon: “perang sudah dimulai.” Moeder berkata:  ”Mari kita menyerahkan segalanya kepada Tuhan.” Para Suater sadar, situasi ini sangat serius tapi mereka harus tenang. Setiap kali mendengar alarm, siang maupun malam, para suster, novis dan pegawai mengungsi ke selatan, dekat Panti asuhan dan sekolah Prova. Para suster dari Cirebon juga mengungsi di Supratman.
  • Malam Natal, 24 Desember 1941, setelah Ofisi sore, Moeder Judith Min menyampaikan salam Damai Natal kepada para Suster:  “Tuhan memberi damai kepada kita, damai yang tidak dapat dirampas dari kita, asal kita setia menjalankan kewajiban kita yaitu mencintai sesama suster, anak-anak dan semua orang, terutama mencintai Tuhan. Yesus datang membawa damai bagi kita, Dia adalah bagian dari manusia yang berkehendak baik…Yesus ingin agar damai itu menjadi bagian dari kita, di situlah letak kebahagiaan kita…Para Suster, tak ada misa Natal malam ini, tetapi jangan sampai hal ini merusak Natal kita.”
  • Sepanjang zaman pendudukan Jepang, banyak suster dimasukkan dalam kamp tahanan namun para suster sedapat mungkin bertahan dalam pelayanan di sekolah.

Nilai yang diambil dari peristiwa di atas:

  • Keputusan membangun Rumah Provinsialat dan Novisiat merupakan tonggak sejarah dimana seluruh aktivitas pembentukan awal, pembentukan lanjutan dan seluruh proses pertumbuhan, perkembangan Provinsi ditata, dikekola secara terpusat, nyaman dan terbuka bagi semua anggota Provinsi.
  • Masuknya putri-putri Indonesia pertama dalam Tarekat menjadi dasar dan tonggak pembentukan dan karya Ursulin terutama ketika zaman Jepang, dimana para suster misionaris dimasukkan dalam kamp tawanan dan suster Indonesialah yang melanjutkan karya yang ada. Dengan diterimanya putri-putri Indonesia, maka kaderisasi dalam tarekat/Provinsi berjalan dengan lancar dan berkembang sampai saat ini.
  • Peristiwa penjajahan Jepang merupakan peristiwa kelam dalam sejarah tanah air maupun dalam biara kita. Namun keteguhan hati, keyakinan iman, kesetiaan dan persaudaraan yang dibangun dan dihidupi para suster menjadi kekuatan bagi mereka dalam menghadapi peristiwa genting itu. Seluruh perjuangan dan pengorbanan para pendahulu ini bagaikan benih yang jatuh ke dalam tanah dan bertumbuh, berkembang serta berbuah banyak.

Sikap baru dari komunitas yang membuat komunitas dan karyanya bisa eksis hadir di tengah masyarakat sampai saat ini:

  • Dalam menghadapi setiap peristiwa dan situasi yang terjadi, baik itu yang menggembirakan maupun menyedihkan, menuntut keterbukaan hati dan budi dari setiap pribadi maupun komunitas. Hati yang terbuka terutama kepada rencana dan kehendak Allah adalah kekuatan utama untuk mampu menghadapi dan menerima setiap perubahan sebagai konsekwensi dari peristiwa dan pengalaman yang dihadapi oleh komunitas maupun pribadi. Cinta, perhatian, pengertian dan dukungan dari sesama memudahkan setiap pribadi dalam menghadapi semua tantangan atau kesulitan, bersikap lepas bebas bahkan tehadap hidup itu sendiri. Di atas semua itu, relasi yang intim dengan Tuhan dalam doa dan refleksi yang bersumber dalam Kitab Suci dan Ekaristi menjadi sumber utama, bagaikan air yang terus mengalir dan memberi hidup.


Provinsialat/Novisiat
Jl. Supratman no. 1 BANDUNG 40114
atau Kotak Pos 1840 BANDUNG 40018
Tel. 022-7207332 / 7210130
Fax. 022-7103728
E-mail: ursulinprovindonesia@gmail.com

Griya Providentia
Jl. Anggrek no. 60 BANDUNG 40114
TEL/Fax: 022-7107208;  022 7273926